Rabu, 06 April 2011

Leadership : Produktif, Inspiratif, Kolektif

Oleh Agus Saeful Mujab

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, leadership  menjadi kajian yang sangat menarik. Perubahan kehidupan social negara berkembang  yang begitu komplek, diperlukan pememimpin inspiratif yang mampu menjadi motivator bagi banyak  orang -yang pada umumnya  masyarakat pada saat ini sedang mengalami kebingungan social-  akibat dampak perubahan sosial dan masyarakat dunia yang semakin  mengglobal. Arus globalisasi begitu deras seperti air bah yang datang secara tiba-tiba, dan bisa menyebar secara sporadis dimana-dimana. Organisasi, baik itu negara, ormas, parpol, perusahaan atau apapun bentuknya harus mengubah gaya kepemimpinannya.
Banyak partai dirundung konflik berkepanjangan, banyak perusahan bangkrut karena perselisihan dan banyak negara pecah karena perbedaan. Dan biasanya ketika terjadi perbedaan pandangan  menempuh jalan pintas gaya tradisional konservatif yaitu pecat. “Anda saya pecat, karena kita tidak satu visi lagi, dan untuk apa kita kerja sama” begitu katanya. Penulis menjadi ingat  seorang Napoleon Bonaparte. Ia mengatakan bahwa seseorang yang mampu mengubah dunia tak pernah melakukan dengan mengganti pejabat, tapi selalu dengan mengilhami orang lain. Ini berarti bahwa seorang pemimpin besar tidak begitu mudah untuk memecat seseorang karena hanya karena perbedaan padangan. Pemimpin besar sadar betul bahwa perbedaan pandangan itu hikmah, alamiah dan sudah merupakan hukum alam yang harus kita terima.


Dalam bahasa yang lain, Lao-Tse atau juga sering disebut Tao Te Ching, penulis dari Cina yang konon hidup 6 abad SM, mengatakan pasukan terbaik tidak menyerang.  Petarung handal tidak meraih kemenangan dengan kekerasan. Panakluk agung  menang tanpa perjuangan. Manajer akan memimpin tanpa mendikte. Ini adalah disebut dengan kecerdasan pengusaan diri. Sekali lagi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan inspirasi kebanyak orang, sehingga orang tersebut mau bekerja karena terinspirasi oleh pemimpinnya, tanpa ada paksaan, apalagi kekerasan. Dan inspirasi itu adalah energi positif bagi banyak orang dibawahnya, sehingga karyawan, staf, rakyat (kalau itu negara) akan bekerja, bertidak dan berperilaku positif juga. Sebalik  jika pemimpin di penuhi energi negatif (mental korup, penuh parasangka, tidak jujur dan lain-lain) karyawan, staf, rakyat akan bekerja, bertidak dan berperilaku negatif juga.


Adalah Jim Rohn,  seorang filusuf Bisnis terkenal di dunia yang menghasilkan anak didik sekaliber  Robert Kiyosaki mengatakan bahwa tantangan seorang pemimpin adalah menjadi orang kuat tetapi tidak kasar, menjadi orang baik tetapi tidak lemah, yang banyak berfikir tetapi tidak malas, yang rendah hati tetapi tidak rendah diri, yang bangga tetapi tidak arogan, yang humoris tetapi tidak bodoh. Suatu tujuan luhur kepemimpinan adalah membantu mereka yang melakukan sesuatu dengan kuliatas rendah agar menjadi lebih baik, dan membantu mereka yang sudah baik untuk menjadi lebih baik lagi. Dari semua catatan diatas diatas, pemimpin yang tangguh adalah yang berpikir produktif, sehingga menghasilkan inspirasi bagi banyak orang, dan orang-orang yang terinspirasi tersebut bekerja secara kolektif mendukung pemimpinnya. Dari berbagai sumber.

0 comments:

Posting Komentar