Senin, 18 April 2011

Malaysia Ingin Abadikan Kerinci

KEBUDAYAAN KERINCI

KOMPAS/IRMA TAMBUNAN 
Galeri Sejarah Kerinci yang berada dalam Sekolah Menengah Kebangsaan Sri Pantai, Kuala Lumpur, akan diresmikan pada Senin (18/4) dan dihadiri Bupati Kerinci Murasman. Galeri ini dibangun sejak lima tahun lalu atas biaya sepenuhnya dari Dewan Bandaraya Kuala Lumpur. Sejumlah guru setempat mempersiapkan materi galeri tersebut, Minggu (17/4).
Kuala Lumpur, Kompas - Malaysia ingin mengabadikan sejarah dan budaya Kerinci melalui Galeri Sejarah yang akan diresmikan di Kuala Lumpur, Senin (18/4). Proyek ini diupayakan akan diteruskan pada sejumlah lokasi perkampungan yang dirintis etnis asal Indonesia.

Budayawan sekaligus Ketua Persatuan Bapak Ibu Guru di Kuala Lumpur Dato Abdul Latif mengatakan, para pendatang di perkampungan Kerinci, yang merupakan pusat permukiman masyarakat asal Kabupaten Kerinci, Jambi, telah memberi peranan besar dalam pembangunan Kuala Lumpur. Namun, kampung seluas 60 hektar ini semakin lenyap seiring pesatnya pembangunan gedung perkantoran dan pusat bisnis.
”Karena itulah, keberadaan Galeri Sejarah merupakan upaya mengabadikan sejarah dan budaya Kerinci,” kata Abdul Latif di sela-sela persiapan galeri yang berada di dalam Sekolah Menengah Kebangsaan Sri Pantai, Kuala Lumpur, seperti dilaporkan wartawan Kompas Irma Tambunan dari Kuala Lumpur, Minggu (17/4).
Pekan lalu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Arlis mengatakan, Bupati Kerinci Murasman akan membangun Museum Kerinci di Kuala Lumpur. Sejumlah benda peninggalan budaya dan sejarah akan dipamerkan, seperti alat musik gong ketuk, rebana sikek, sandu (sejenis seruling), dan gendang kerinci dari kayu surian
Kepala SMK Sri Pantai,Hamidah mengatakan tidak ada kepentingan politis di balik pembangunan Galeri Sejarah Kerinci.
Galeri Sejarah Kerinci mulai dibangun pada 2006 dan selesai dalam dua tahun. Pantauan Kompas, galeri memamerkan pakaian adat Kerinci, alat pertanian berupa parang panjang, parang pandak, pedah, atau pedang bertangkai beliung. Ada juga lukah kemanjang (alat menyimpan belut), jangki, gong ketuk dari bambu, serta alat rumah tangga dari anyaman pandan. Seluruh dinding galeri dipenuhi papan informasi tentang sejarah dan budaya Kerinci, serta foto para perintis Kampung Kerinci di Malaysia.
Sumber http://cetak.kompas.com/read/2011/04/18/04155595/Malaysia.Ingin.Abadikan.Kerinci

0 comments:

Posting Komentar