Rabu, 04 Mei 2011 | 14:00 WIB
Fosil Titanomyrma lubei. Foto: LIVESCIENCETEMPO Interaktif, Wyoming - Hampir 50 juta tahun silam, semut raksasa tinggal di tempat yang kini bernama Wyoming, Amerika Serikat. Semut ini kemudian bermigrasi antarbenua.
Ahli serangga purba dari Simon Fraser University, Bruce Archibald, melaporkan penemuan fosil semut raksasa dalam kondisi utuh. Ia menyebut fosil tersebut sebagai monster semut raksasa karena panjang tubuh serangga tersebut mencapai 5 centimeter.
Fosil semut raksasa ditemukan di Formasi Green River. Fosil ini lalu disimpan di Museum Sains dan Alam Denver. Archibald mengaku sangat terkejut ketika kurator museum menyodorkan fosil tersebut. "Saya melihat sesuatu yang sangat menarik," ujarnya.
Semut raksasa juga pernah ditemukan di sebuah daerah di Jerman. Archibald pun mulanya menyangka semut raksasa Wyoming memiliki kekerabatan dengan semut raksasa di Jerman.
Archibald menamakan semut raksasa ini sebagai Titanomyrma lubei yang berarti semut raksasa temuan Lube. Louis Lube merupakan orang pertama yang mengumpulkan fosil ini.
Setelah fosil-fosil ini ditemukan, muncul pertanyaan yang mendesak. Bagaimana caranya hingga dua spesies raksasa ini bisa berada di dua benua yang terpisahkan oleh samudera? Archibald dan rekan-rekannya menemukan bahwa pada masa yang relatif singkat, sekitar 170 ribu hingga 55 juta tahun lalu, kawasan Arktik cukup dingin sehingga bisa dilintasi serangga.
Ketika itu temperatur kutub utara mencapai 8 derajat celcius, batas yang masih bisa ditolerir oleh semut tropis. Pada masa tersebut, semut raksasa bergerak beriringan menempuh perjalanan antarbenua. Akan tetapi, para peneliti belum mengetahui pola pergerakan serangga ini. Apakah migrasi bermula dari Eropa kemudian bergerak ke Amerika Utara atau sebaliknya.
LIVESCIENCE | ANTON WILLIAM
Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2011/05/04/brk,20110504-332056,id.html
0 comments:
Posting Komentar